TUGAS TEKNIK TATA CARA
KERJA
DESAIN LAYOUT GUDANG
BAHAN BAKU BERDASARKAN FAKTOR KOMODITI
BAHAN BAKU
(Studi Kasus di
Repoeblik Telo, Lawang, Pasuruan)
Disusun oleh :
Yusron Angga Yahtadi (120331100071)
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA
BANGKALAN
2014
KATA PENGANTAR
Assalammualaikum
Wr. Wb.
Puji syukur kami panjatkan
kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta hidayahnya sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah kami dari jurnal mengenai “DESAIN LAYOUT GUDANG BAHAN BAKU BERDASARKAN FAKTOR KOMODITI BAHAN BAKU (Studi Kasus di
Repoeblik Telo, Lawang, Pasuruan)” dengan tepat waktu untuk memenuhi
tugas mata kuliah Teknik Tata Cara Kerja Semester Genap Tahun Akademik
2013/2014. Shalawat serta salam tak lupa kami panjatkan pada junjungan kita
Nabi Besar Nabi Muhammad SAW yang telah membimbing kita dari era kebodohan
menuju era yang terang benderang, yaitu Agama Islam.
Ucapan terimakasih selanjutnya
kami haturkan pada dosen pembimbing kami yang telah memberikan tugas ini, serta
memberi kepercayaan bagi kami bahwa kami mampu menyelesaikan tugas ini dengan
tepat waktu.
Kami sadar bahwa tulisan ini
masih jauh dari kategori sempurna. Oleh karena itu, kami mohon kritik dan
sarannya dari pembaca untuk kesempurnaan tulisan selanjutnya. Semoga tulisan
ini dapat bermanfaat.
Amien...
Wassalamualaikum
Wr. Wb.
Bangkalan, 10 Juni 2014
Penulis
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Repoeblik Telo merupakan salah satu produsen
bakpao telo yang berada di Lawang. Pada tahun 2011 jumlah produksi bakpao telo
mencapai 15.000 biji hingga 24.500 biji per minggu sehingga kebutuhan bahan
pembuatan bakpao telo turut meningkat. Selama ini pihak Repoeblik Telo
menyimpan bahan pembuatan bakpao telo di gudang supplier yang berada di Pasar
Lawang. Dengan adanya permasalahan tersebut pihak Repoeblik Telo menginginkan
pembangunan gudang bahan baku yang berada di area resto dengan lahan yang
tersedia seluas 48m2 dengan panjang 6m dan lebar 8m.
Ada empat kunci yang merupakan kunci dari tercapainya
tujuan pembangunan gudang Perencanaan
desain layout gudang bahan baku di Repoeblik Telo akan dilakukan dengan mempertimbangkan tiga
kriteria dalam faktor komoditi pengaturan tata letak gudang, yaitu: popularity,
size dan characteristic. Dari ketiga alternatif
rancangan layout tersebut akan dilakukan analisis secara kuantitatif
dengan menggunakan parameter jarak perpindahan barang ke pintu keluar-masuk
gudang.
1.2 Rumusan Masalah
2. Bagaimana hasil dari gambar ARC yang
telah ditentukan berdasarkan kriteria?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui hasil dari ARC bahan baku
berdasarkan kriteria
2. Mengetahui gambar ARC bahan baku
berdasarkan kriteria
II. TINJAUAN PUSTAKA
Perencanaan desain layout
gudang bahan baku memiliki beberapa tujuan, yaitu: utilisasi luas lantai secara
efektif, menyediakan pemindahan bahan secara efisien, meminimalisasi biaya
penyimpanan, mencapai fleksibilitas maksimum dan menyediakan housekeeping yang
baik (Hadiguna dan Heri, 2008).
Untuk mencapai tujuan-tujuan
tersebut maka perencanaan desain layout gudang bahan baku dapat dilakukan
dengan mempertimbangkan faktor komoditi bahan yang dibagi menjadi empat
kriteria, yaitu: popularity, similarity, characteristic dan size (Bambang
Sriyanto dan Dessy, 2009).
Pada prinsip popularity 6 material
yang memiliki rasio pengiriman atau penerimaan terbesar diposisikan dekat
dengan titik I/O (Input/Output) atau pintu keluar/masuk dan sebaliknya
(Hadiguna dan Heri, 2008).
Produk atau komponen yang
memiliki ukuran besar sebaiknya diletakkan pada area di dekat titik I/O yang
terdapat pada gudang, hal ini dilakukan untuk mengurangi kesulitan material
handling untuk produk-produk yang memiliki ukuran yang sangat besar
(Linawati,2006)
Karung penyimpanan tepung
terigu harus diletakkan berjajar di atas bantalan papan atau meja berkaki
rendah dan terbuat dari kayu yang kuat
(Murtadlo, 2008).
Sebaiknya gula disimpan di
tempat yangkering (lebih baik jika ditempatkan di atas bantalan kayu) dan jangan
dimasukkan ke dalam lemari es (Brotodjojo, 2007).
Jumlah gang yang diinginkan
sebanyak 2 gang dimana terdapat 5 sisi dari pallet dan rak yang digunakan,
sehingga dapat diketahui lebar gang yang akan digunakan (Linawati, 2006).
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil
Jenis dan jumlah bahan yang
disimpan di gudang dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1
Jenis dan Jumlah Bahan yang Disimpan di Gudang
Repoeblik Telo
Jenis Bahan
|
Jumlah yang disimpan
|
Isi per kemasan
|
ToTal bahan yang disimpan
|
Tepung terigu
|
30 karung
|
25 kg
|
750 kg
|
Gula
|
10 karung
|
50 kg
|
500 kg
|
Selai
|
10 toples
|
1 kg
|
10 kg
|
Keju
|
10 kardus
|
12 botol
|
60 botol
|
Coklat meises
|
5 plastik
|
1 kg
|
5 kg
|
Pewarna
makanan
|
5 kardus
|
12 botol
|
60 botol
|
Ragi
|
5 kardus
|
48 sachet
|
240 sachet
|
Republik Telo (2012)
Tabel
2
Pengelompokan Bahan Baku Berdasarkan
Kriteria Popularity
Jenis bahan
|
Jumlah
|
Frekuensi kedatanan dalam 1 minggu
|
Jenis bahan berdasarkan popularity
|
Urutan kedekatan dengan titik I/O
|
Tepung terigu
|
30 karung
|
2
|
Fast moving
|
1
|
Gula
|
10 karung
|
2
|
Fast moving
|
2
|
Selai
|
10 kg
|
1
|
Slow moving
|
3
|
Keju
|
10 kg
|
1
|
Slow moving
|
4
|
Coklat meses
|
5 kg
|
1
|
Slow moving
|
5
|
Pewarna
|
5 kardus
|
1
|
Slow moving
|
6
|
Ragi
|
5 kardus
|
1
|
Slow moving
|
7
|
Data diolah (2012)
Tabel
3
Pengelompokan
Bahna Baku Berdasarka Kriteria Size
Jenis bahan
|
Jumlah bahan yang disimpan
|
Ukuran kemasan yang akan disimpan (panjang x lebar kemasan)(mm)
|
Urutan kedekatan dengan titik I/O
|
Gula
|
10 karung
|
195.000
|
1
|
Tepung terigu
|
30 karung
|
65.800
|
2
|
Selai
|
10 kg
|
35.325
|
3
|
Keju
|
10 kg
|
25.200
|
4
|
Ragi
|
5 kardus
|
26.000
|
5
|
Pewarna
|
5 kardus
|
7.500
|
6
|
Coklat meses
|
5 plastik
|
5.850
|
7
|
Keterangan angka 1-7 menunjukan kdekatan bahan dengan
titik I/O, semakin besar angkanya maka semakin jauh dari titik I/O
Tabel 4
Pengelompokan
Bahna Baku Berdasarka Kriteria Charecteristic
Jenis bahan
|
Tempat penyimpanan bahan
|
Urutan kedekatan dengan titik I/O
|
Tepung tergu
|
Pallet
|
1
|
Gula
|
Pallet
|
2
|
Selai
|
Kulkas
|
3
|
Keju
|
Kulkas
|
4
|
Pewarna makanan
|
Rak
|
5
|
Coklat meses
|
Rak
|
6
|
Ragi
|
Rak
|
7
|
Data diolah (2012)
Gambar 1
ARC Berdasarkan Kriteria Popularity
Merah : Mutlak harus didekatkan
Oranye : Sangat penting untuk didekatkan
Hijau : Penting untuk didekatkan
Biru : Cukup/biasa untuk didekatkan
Tak berwarna : Tidak penting untuk
didekatkan
Gambar 2
ARC Berdasarkan Kriteria Size
Keterangan :
2 : Menggunakan peralatan kerja yang sama
4 : Menggunakan space area yang sama
6 : Menggunakan fasilitas material handling yang
sama
Merah : Mutlak harus didekatkan
Oranye : Sangat penting untuk didekatkan
Hijau : Penting untuk didekatkan
Biru : Cukup/biasa untuk didekatkan
Tak
berwarna : Tidak penting untuk didekatkan
Gambar 3
ARC Berdasarkan Kriteria Characteristic
Keterangan:
2 : Menggunakan peralatan
kerja yang sama
4 : Menggunakan space area
yang sama
6 : Menggunakan fasilitas material
handling yang sama
5 : Merusak bahan atau barang
yang lain
Merah : Mutlak harus
didekatkan
Oranye : Sangat penting untuk
didekatkan
Hijau : Penting untuk
didekatkan
Biru : Cukup/biasa untuk
didekatkan
Tak berwarna : Tidak penting
untuk didekatkan
Cokelat : Tidak dikehendaki untuk
berdekatan
3.2 Pembahasan
Perusahaan Bakpia Telo ini masih area kosong yang akan digunakan untuk
membangun gudang dengan ukuran 6 x 8 meter, tinggi area perkiraan bangunanan yaitu 3 meter. Area ini berada dekat
dengan ruang produksi sehingga memudahkan tenaga kerja untuk melakukan proses
material handling. Sebelum melakukan pembangunan gudang maka terlebih dahulu
dilakukan desain layout gudang bahan baku. Desain layout didasarkan pada faktor
komoditi pengaturan layout gudang yang terdiri dari tiga kriteria yaitu:
popularity, size, dan characteristic.
3.2.1 Pengelompokan Bahan Baku
A. Pengelompokan Bahan Baku
Berdasarkan Kriteria Popularity
Pengelompokan
bahan baku berdasarkan kriteria popularity didasarkan atas frekuensi kedatangan
bahan baku yang disimpan karena kegiatan produksi di Repoeblik Telo dilakukan
satu kali dalam sehari, sehingga frekuensi pengambilan bahan hanya satu kali
dalam satu hari.
Bahan fast
moving merupakan bahan dengan frekuensi kedatangan sering, sedangkan bahan slow
moving adalah bahan dengan frekuensi kedatangan jarang. Tepung terigu dan gula
dikirim setiap dua kali dalam satu minggu, oleh karena itu maka kedua bahan
baku tersebut termasuk dalam bahan fast moving sedangkan untuk ragi, cokelat
meses, selai, keju dan pewarna dikirim setiap satu minggu sekali, sehingga
kelima bahan tersebut termasuk pada bahan slow moving. Diasumsikan tidak ada
keterlambatan waktu pengiriman.
B. Pengelompokan Bahan Baku Berdasarkan Kriteria Size
Pengelompokan bahan baku berdasarkan kriteria size
dilakukan dengan melihat ukuran kemasan, rak atau pallet yang digunakan untuk
menyimpan bahan baku. Bahan baku yang
memiliki ukuran kemasan, rak atau pallet lebih besar akan diletakkan di dekat
titik I/O.
Bahan baku
yang diletakkan paling dekat dengan titik I/O yaitu gula karena kemasan gula
lebih besar dan lebih berat dari bahan yang lain kemudian diikuti oleh tepung
terigu, selai, keju, ragi, pewarna dan
yang terakhir adalah cokelat meses. Untuk keju dan selai harus ditempatkan di
dalam kulkas sesuai dengan syarat penyimpanan kedua bahan.
C. Pengelompokan Bahan Baku Berdasarkan Kriteria Characteristic
Kondisi penyimpanan setiap bahan perlu
diperhatikan berdasarkan karakteristiknya karena dapat mencegah terjadinya
kerusakan pada bahan tersebut. Gula dan tepung terigu akan disimpan di tempat
yang berdekatan karena kedua bahan ini memiliki syarat penyimpanan yang sama
yaitu harus disimpan ditempat yang kering dan ditempatkan di atas pallet.
Keju dan selai disimpan di dalam kulkas dengan
diatur suhunya berkisar antara 40C- 4,50C sehigga sesuai dengan syarat
penyimpanan kedua bahan tersebut. Cokelat meses dan pewarna disimpan di tempat
yang sama, sesuai dengan syarat penyimpanannya yaitu pada suhu kamar
(270C-280C). Ragi disimpan di tempat yang dingin sehingga harus dijauhkan dari
kulkas, hal ini dikarenakan suhu disekitar kulkas cukup panas yang disebabkan
adanya mesin yang ada pada kulkas tersebut.
3.2.2 Analisa Hasil
Analisa Alternatif Rancangan Layout Analisa alternatif rancangan layout
dilakukan dengan menghitung total jarak yang ditempuh pada saat pengambilan
setiap bahan baku kemudian di total seluruhnya sehingga dapat diketahui total
jarak yang ditempuh pada ketiga alternatif layout, hasil perhitungan
Jenis bahan yang disimpan di gudang bahan baku Repoeblik Telo merupakan
bahan hasil pertanian, bahan-bahan tersebut tidak dapat disimpan terlalu lama
sehingga dalam penyimpanannya menggunakan sisitem FIFO (First In First Out).
Bahan yang datang lebih dahulu akan diambil terlebih dahulu, sehingga bahan
yang disimpan selalu dalam keadaan baru. Tepung terigu dan gula disimpan di atas pallet tanpa menggunakan rak. Tepung
terigu disimpan sebanyak 3 tumpukan sedangkan gula sebanyak 2 tumpukan,
tumpukan kedua bahan ini masih dalam batasan normal dan tidak terlalu tinggi
sehingga untuk menerapkan sistem FIFO tidak mengalami kesulitan.
Setiap alternatif layout memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing,
karena setiap kriteria memiliki tujuan yang berbeda-beda. Jarak yang ditempuh
untuk pengambilan atau penyimpanan bahan juga menjadi kelebihan dan kekurangan
setiap alternatif layout. Jika jarak yang ditempuh pada salah satu alternatif
layout pendek maka hal itu dapat dikatakan sebagai kelebihan, namun sebaliknya
jika alternatif layout tersebut memiliki jarak yang ditempuh lebih jauh maka
hal itu disebut sebagai kekurangan dari alternatif layout. Setelah melakukan
perhitungan total jarak yang ditempuh dari ketiga alternatif layout, maka dapat
diketahui bahwa alternatif layout berdasarkan kriteria popularity dan
characteristic merupakan alternatif layout dengan total jarak yang ditempuh
paling kecil. Pemilihan desain layout gudang bahan baku, sepenuhnya diserahkan
kepada pihak Repoeblik Telo.
Adanya parameter mengenai total jarak pengambilan bahan baku ke pintu
keluar masuk dan pertimbangan mengenai kondisi penyimpanan bahan maka
disarankan kepada pihak Repoeblik Telo untuk memilih alternatif desain layout
berdasarkan kriteria characteristic, karena memiliki nilai total jarak
pengambilan bahan baku terpendek dan dapat mengurangi kemungkinan terjadinya
kerusakan bahan yang disimpan sebab bahan-bahan yang disimpan di gudang
Repoeblik Telo merupakan bahan hasil pertanian (bahan pangan) yang mudah
rusak.
IV. PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil setelah
melakukan penelitian ini adalah alternatif layout gudang bahan baku berdasarkan
ketiga kriteria komoditi yang akan dibangun di Repoeblik Telo dapat didesain
dengan baik, hal ini dapat diketahui dari ketiga gambar alternatif layout yang sudah disajikan.
Parameter yang dapat digunakan sebagai
pertimbangan untuk memilih alternatif layout gudang bahan baku di Repoeblik
Telo adalah total jarak yang ditempuh
untuk mengambil bahan baku. Total jarak yang ditempuh untuk mengambil bahan
baku berdasarkan kriteria popularity sebesar 76,965 meter. Total jarak yang
ditempuh untuk mengambil bahan baku berdasarkan kriteria size sebesar 84,945
meter. Total jarak yang ditempuh untuk mengambil bahan baku berdasarkan
kriteria characteristic sebesar 76,965 meter.
4.2 Saran
Saran Sebaiknya Repoeblik Telo memilih
alternatif layout berdasarkan kriteria characteristic karena memiliki total
jarak pengambilan bahan terpendek, yaitu sebesar 76,965 meter dan dapat
mengurangi kemungkinan terjadinya kerusakan bahan-bahan yang disimpan.
Untuk penelitian selanjutnya diharapkan
ada tambahan untuk parameter pemilihan alternatif layout seperti perhitungan
mengenai efisiensi luas gudang atau perhitungan ongkos material handling.
Perhitungan efisiensi luas gudang bertujuan untuk mengetahui seberapa besar
luasan yang digunakan untuk area penyimpanan seluruh bahan yang ada di gudang
Repoeblik Telo. Perhitungan ongkos material handling bertujuan untuk mengetahui
seberapa besar ongkos penanganan bahan yang harus dikeluarkan setiap alternatif
layout. Semakin kecil ongkos material handling maka semakin bagus alternatif
Iayout tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Brotodjojo,L. W. 2007. Semua Serba Ubi Jalar. Penerbit
Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Hadiguna, R. A. dan Heri,S. 2008. Tata Letak Pabrik.
Penerbit Andi. Yogyakarta.
Hadiguna, R. A. dan Heri,S. 2008. Tata Letak Pabrik.
Penerbit Andi. Yogyakarta.
Ira
Suhartina, Panji DeorantO, Ika Atsari Dewi. 2012. Desain
Layout Gudang Bahan Baku Berdasarkan Faktor Komoditi Bahan Baku (Studi Kasus Di
Repoeblik Telo, Lawang, Pasuruan). Jurusan Teknologi Industri Pertanian, Fakultas
Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya. Malang.
Linawati, C. 2006. Perancangan Tata Letak Penyimpanan
Produk dan Komponen Berdasarkan Faktor Komoditi Produk dan Komponen di PT X.
Skripsi. Teknik Industri. Universitas Kristen Petra. Surabaya.
Murtadlo, T. A. 2008. Aneka Roti Tanpa Telur. Penerbit
Kawan Pustaka. Jakarta.
Sriyanto, Bambang, P. dan Dessy, T. A. 2009. Redesain
Layout dan Prosedur Untuk Reduksi Waktu Setup Gudang Komponen. IV (2): 158- 168.
Sega Genesis VHS VHS VHS VHS VHS VHS VHS VHS VHS VHS VHS
BalasHapusVHS VHS VHS VHS VHS VHS VHS VHS VHS VHS VHS VHS VHS VHS VHS VHS VHS VHS VHS VHS VHS VHS VHS VHS VHS VHS youtube downloader VHS VHS VHS VHS VHS VHS VHS VHS VHS