Minggu, 12 Juli 2015

TEKNIK TATA CARA KERJA DESAIN LAYOUT GUDANG BAHAN BAKU BERDASARKAN FAKTOR KOMODITI BAHAN BAKU



 

TUGAS TEKNIK TATA CARA KERJA
DESAIN LAYOUT GUDANG BAHAN BAKU BERDASARKAN  FAKTOR KOMODITI BAHAN BAKU
(Studi Kasus di Repoeblik Telo, Lawang, Pasuruan)



Disusun oleh :

Yusron Angga Yahtadi           (120331100071)


PROGRAM STUDI TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA
BANGKALAN
2014





KATA PENGANTAR


Assalammualaikum Wr. Wb.
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah kami dari jurnal mengenai “DESAIN LAYOUT GUDANG BAHAN BAKU BERDASARKAN  FAKTOR KOMODITI BAHAN BAKU (Studi Kasus di Repoeblik Telo, Lawang, Pasuruan)” dengan tepat waktu untuk memenuhi tugas mata kuliah Teknik Tata Cara Kerja Semester Genap Tahun Akademik 2013/2014. Shalawat serta salam tak lupa kami panjatkan pada junjungan kita Nabi Besar Nabi Muhammad SAW yang telah membimbing kita dari era kebodohan menuju era yang terang benderang, yaitu Agama Islam.
Ucapan terimakasih selanjutnya kami haturkan pada dosen pembimbing kami yang telah memberikan tugas ini, serta memberi kepercayaan bagi kami bahwa kami mampu menyelesaikan tugas ini dengan tepat waktu.
Kami sadar bahwa tulisan ini masih jauh dari kategori sempurna. Oleh karena itu, kami mohon kritik dan sarannya dari pembaca untuk kesempurnaan tulisan selanjutnya. Semoga tulisan ini dapat bermanfaat.
Amien...
             Wassalamualaikum Wr. Wb.



Bangkalan, 10 Juni 2014

Penulis






 

I.                  PENDAHULUAN


1.1 Latar Belakang

Repoeblik Telo merupakan salah satu produsen bakpao telo yang berada di Lawang. Pada tahun 2011 jumlah produksi bakpao telo mencapai 15.000 biji hingga 24.500 biji per minggu sehingga kebutuhan bahan pembuatan bakpao telo turut meningkat. Selama ini pihak Repoeblik Telo menyimpan bahan pembuatan bakpao telo di gudang supplier yang berada di Pasar Lawang. Dengan adanya permasalahan tersebut pihak Repoeblik Telo menginginkan pembangunan gudang bahan baku yang berada di area resto dengan lahan yang tersedia seluas 48m2 dengan panjang 6m dan lebar 8m.
Ada empat kunci yang merupakan kunci dari tercapainya tujuan pembangunan gudang  Perencanaan desain layout gudang bahan baku di Repoeblik Telo akan  dilakukan dengan mempertimbangkan tiga kriteria dalam faktor komoditi pengaturan tata letak gudang, yaitu: popularity, size dan characteristic. Dari ketiga alternatif  rancangan layout tersebut akan dilakukan analisis secara kuantitatif dengan menggunakan parameter jarak perpindahan barang ke pintu keluar-masuk gudang.

1.2 Rumusan Masalah

2.    Bagaimana hasil dari gambar ARC yang telah ditentukan berdasarkan kriteria?

1.3 Tujuan

1.    Mengetahui hasil dari ARC bahan baku berdasarkan kriteria
2.    Mengetahui gambar ARC bahan baku berdasarkan kriteria





II.               TINJAUAN PUSTAKA


Perencanaan desain layout gudang bahan baku memiliki beberapa tujuan, yaitu: utilisasi luas lantai secara efektif, menyediakan pemindahan bahan secara efisien, meminimalisasi biaya penyimpanan, mencapai fleksibilitas maksimum dan menyediakan housekeeping yang baik (Hadiguna dan Heri, 2008).
Untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut maka perencanaan desain layout gudang bahan baku dapat dilakukan dengan mempertimbangkan faktor komoditi bahan yang dibagi menjadi empat kriteria, yaitu: popularity, similarity, characteristic dan size (Bambang Sriyanto dan Dessy, 2009).
Pada prinsip popularity 6 material yang memiliki rasio pengiriman atau penerimaan terbesar diposisikan dekat dengan titik I/O (Input/Output) atau pintu keluar/masuk dan sebaliknya (Hadiguna dan Heri, 2008).
Produk atau komponen yang memiliki ukuran besar sebaiknya diletakkan pada area di dekat titik I/O yang terdapat pada gudang, hal ini dilakukan untuk mengurangi kesulitan material handling untuk produk-produk yang memiliki ukuran yang sangat besar (Linawati,2006)
Karung penyimpanan tepung terigu harus diletakkan berjajar di atas bantalan papan atau meja berkaki rendah dan terbuat  dari kayu yang kuat (Murtadlo, 2008).
Sebaiknya gula disimpan di tempat yangkering (lebih baik jika ditempatkan di atas bantalan kayu) dan jangan dimasukkan ke dalam lemari es (Brotodjojo, 2007).
Jumlah gang yang diinginkan sebanyak 2 gang dimana terdapat 5 sisi dari pallet dan rak yang digunakan, sehingga dapat diketahui lebar gang yang akan digunakan (Linawati, 2006).




III.           HASIL DAN PEMBAHASAN



3.1 Hasil

Jenis dan jumlah bahan yang disimpan di gudang dapat dilihat pada Tabel 1. 
Tabel 1
 Jenis dan Jumlah Bahan yang Disimpan di Gudang Repoeblik Telo
Jenis Bahan
Jumlah yang disimpan
Isi per kemasan
ToTal bahan yang disimpan
Tepung terigu
30 karung
25 kg
750 kg
Gula
10 karung
50 kg
500 kg
Selai
10 toples
1 kg
10 kg
Keju
10 kardus
12 botol
60 botol
Coklat meises
5 plastik
1 kg
5 kg
Pewarna
makanan
5 kardus
12 botol
60 botol
Ragi
5 kardus
48 sachet
240 sachet

Republik Telo (2012)
Tabel 2
Pengelompokan Bahan Baku Berdasarkan Kriteria Popularity
Jenis bahan
Jumlah
Frekuensi kedatanan dalam 1 minggu
Jenis bahan berdasarkan popularity
Urutan kedekatan dengan titik I/O
Tepung terigu
30 karung
2
Fast moving
1
Gula
10 karung
2
Fast moving
2
Selai
10 kg
1
Slow moving
3
Keju
10 kg
1
Slow moving
4
Coklat meses
5 kg
1
Slow moving
5
Pewarna
5 kardus
1
Slow moving
6
Ragi
5 kardus
1
Slow moving
7


Data diolah (2012)

Tabel 3
Pengelompokan Bahna Baku Berdasarka Kriteria Size
Jenis bahan
Jumlah bahan yang disimpan
Ukuran kemasan yang akan disimpan (panjang x lebar kemasan)(mm)
Urutan kedekatan dengan titik I/O
Gula
10 karung
195.000
1
Tepung terigu
30 karung
65.800
2
Selai
10 kg
35.325
3
Keju
10 kg
25.200
4
Ragi
5 kardus
26.000
5
Pewarna
5 kardus
7.500
6
Coklat meses
5 plastik
5.850
7











Keterangan angka 1-7 menunjukan kdekatan bahan dengan titik I/O, semakin besar angkanya maka semakin jauh dari titik I/O
 Tabel 4
Pengelompokan Bahna Baku Berdasarka Kriteria Charecteristic
Jenis bahan
Tempat penyimpanan bahan
Urutan kedekatan dengan titik I/O
Tepung tergu
Pallet
1
Gula
Pallet
2
Selai
Kulkas
3
Keju
Kulkas
4
Pewarna makanan
Rak
5
Coklat meses
Rak
6
Ragi 
Rak
7










Data diolah (2012)

Gambar 1
ARC Berdasarkan Kriteria Popularity



 




Merah : Mutlak harus didekatkan
Oranye : Sangat penting untuk didekatkan
Hijau : Penting untuk didekatkan
Biru : Cukup/biasa untuk didekatkan
Tak berwarna : Tidak penting untuk didekatkan

 





Gambar 2
ARC Berdasarkan Kriteria Size




Keterangan :
2 : Menggunakan peralatan kerja yang sama
4 : Menggunakan space area yang sama
6 : Menggunakan fasilitas material handling yang sama
Merah : Mutlak harus didekatkan
Oranye : Sangat penting untuk didekatkan
Hijau : Penting untuk didekatkan
Biru : Cukup/biasa untuk didekatkan
Tak berwarna : Tidak penting untuk didekatkan


Gambar 3
ARC Berdasarkan Kriteria Characteristic
 
Keterangan:
2 : Menggunakan peralatan kerja yang sama
4 : Menggunakan space area yang sama
6 : Menggunakan fasilitas material handling yang sama
5 : Merusak bahan atau barang yang lain
Merah : Mutlak harus didekatkan
Oranye : Sangat penting untuk didekatkan
Hijau : Penting untuk didekatkan
Biru : Cukup/biasa untuk didekatkan
Tak berwarna : Tidak penting untuk didekatkan
Cokelat : Tidak dikehendaki untuk berdekatan

 

3.2 Pembahasan

Perusahaan Bakpia Telo ini masih area kosong yang akan digunakan untuk membangun gudang dengan ukuran 6 x 8 meter, tinggi area perkiraan bangunanan yaitu 3 meter. Area ini berada dekat dengan ruang produksi sehingga memudahkan tenaga kerja untuk melakukan proses material handling. Sebelum melakukan pembangunan gudang maka terlebih dahulu dilakukan desain layout gudang bahan baku. Desain layout didasarkan pada faktor komoditi pengaturan layout gudang yang terdiri dari tiga kriteria yaitu: popularity, size, dan characteristic.

3.2.1                  Pengelompokan Bahan Baku


A. Pengelompokan Bahan Baku Berdasarkan Kriteria Popularity 
Pengelompokan bahan baku berdasarkan kriteria popularity didasarkan atas frekuensi kedatangan bahan baku yang disimpan karena kegiatan produksi di Repoeblik Telo dilakukan satu kali dalam sehari, sehingga frekuensi pengambilan bahan hanya satu kali dalam satu hari.
Bahan fast moving merupakan bahan dengan frekuensi kedatangan sering, sedangkan bahan slow moving adalah bahan dengan frekuensi kedatangan jarang. Tepung terigu dan gula dikirim setiap dua kali dalam satu minggu, oleh karena itu maka kedua bahan baku tersebut termasuk dalam bahan fast moving sedangkan untuk ragi, cokelat meses, selai, keju dan pewarna dikirim setiap satu minggu sekali, sehingga kelima bahan tersebut termasuk pada bahan slow moving. Diasumsikan tidak ada keterlambatan waktu pengiriman.
B. Pengelompokan Bahan Baku Berdasarkan Kriteria Size
Pengelompokan bahan baku berdasarkan kriteria size dilakukan dengan melihat ukuran kemasan, rak atau pallet yang digunakan untuk menyimpan  bahan baku. Bahan baku yang memiliki ukuran kemasan, rak atau pallet lebih besar akan diletakkan di dekat titik I/O.
 Bahan baku yang diletakkan paling dekat dengan titik I/O yaitu gula karena kemasan gula lebih besar dan lebih berat dari bahan yang lain kemudian diikuti oleh tepung terigu,  selai, keju, ragi, pewarna dan yang terakhir adalah cokelat meses. Untuk keju dan selai harus ditempatkan di dalam kulkas sesuai dengan syarat penyimpanan kedua bahan.
C. Pengelompokan Bahan Baku Berdasarkan Kriteria Characteristic
Kondisi penyimpanan setiap bahan perlu diperhatikan berdasarkan karakteristiknya karena dapat mencegah terjadinya kerusakan pada bahan tersebut. Gula dan tepung terigu akan disimpan di tempat yang berdekatan karena kedua bahan ini memiliki syarat penyimpanan yang sama yaitu harus disimpan ditempat yang kering dan ditempatkan di atas pallet.
Keju dan selai disimpan di dalam kulkas dengan diatur suhunya berkisar antara 40C- 4,50C sehigga sesuai dengan syarat penyimpanan kedua bahan tersebut. Cokelat meses dan pewarna disimpan di tempat yang sama, sesuai dengan syarat penyimpanannya yaitu pada suhu kamar (270C-280C). Ragi disimpan di tempat yang dingin sehingga harus dijauhkan dari kulkas, hal ini dikarenakan suhu disekitar kulkas cukup panas yang disebabkan adanya mesin yang ada pada kulkas tersebut. 

3.2.2                  Analisa Hasil


Analisa Alternatif Rancangan Layout Analisa alternatif rancangan layout dilakukan dengan menghitung total jarak yang ditempuh pada saat pengambilan setiap bahan baku kemudian di total seluruhnya sehingga dapat diketahui total jarak yang ditempuh pada ketiga alternatif layout, hasil perhitungan
Jenis bahan yang disimpan di gudang bahan baku Repoeblik Telo merupakan bahan hasil pertanian, bahan-bahan tersebut tidak dapat disimpan terlalu lama sehingga dalam penyimpanannya menggunakan sisitem FIFO (First In First Out). Bahan yang datang lebih dahulu akan diambil terlebih dahulu, sehingga bahan yang disimpan selalu dalam keadaan baru. Tepung terigu dan gula disimpan  di atas pallet tanpa menggunakan rak. Tepung terigu disimpan sebanyak 3 tumpukan sedangkan gula sebanyak 2 tumpukan, tumpukan kedua bahan ini masih dalam batasan normal dan tidak terlalu tinggi sehingga untuk menerapkan sistem FIFO tidak mengalami kesulitan.
Setiap alternatif layout memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, karena setiap kriteria memiliki tujuan yang berbeda-beda. Jarak yang ditempuh untuk pengambilan atau penyimpanan bahan juga menjadi kelebihan dan kekurangan setiap alternatif layout. Jika jarak yang ditempuh pada salah satu alternatif layout pendek maka hal itu dapat dikatakan sebagai kelebihan, namun sebaliknya jika alternatif layout tersebut memiliki jarak yang ditempuh lebih jauh maka hal itu disebut sebagai kekurangan dari alternatif layout. Setelah melakukan perhitungan total jarak yang ditempuh dari ketiga alternatif layout, maka dapat diketahui bahwa alternatif layout berdasarkan kriteria popularity dan characteristic merupakan alternatif layout dengan total jarak yang ditempuh paling kecil. Pemilihan desain layout gudang bahan baku, sepenuhnya diserahkan kepada pihak Repoeblik Telo.
Adanya parameter mengenai total jarak pengambilan bahan baku ke pintu keluar masuk dan pertimbangan mengenai kondisi penyimpanan bahan maka disarankan kepada pihak Repoeblik Telo untuk memilih alternatif desain layout berdasarkan kriteria characteristic, karena memiliki nilai total jarak pengambilan bahan baku terpendek dan dapat mengurangi kemungkinan terjadinya kerusakan bahan yang disimpan sebab bahan-bahan yang disimpan di gudang Repoeblik Telo merupakan bahan hasil pertanian (bahan pangan) yang mudah rusak. 




 

IV.           PENUTUP


4.1             Kesimpulan

            Kesimpulan yang dapat diambil setelah melakukan penelitian ini adalah alternatif layout gudang bahan baku berdasarkan ketiga kriteria komoditi yang akan dibangun di Repoeblik Telo dapat didesain dengan baik, hal ini dapat diketahui dari ketiga gambar alternatif layout  yang sudah disajikan.
Parameter yang dapat digunakan sebagai pertimbangan untuk memilih alternatif layout gudang bahan baku di Repoeblik Telo adalah  total jarak yang ditempuh untuk mengambil bahan baku. Total jarak yang ditempuh untuk mengambil bahan baku berdasarkan kriteria popularity sebesar 76,965 meter. Total jarak yang ditempuh untuk mengambil bahan baku berdasarkan kriteria size sebesar 84,945 meter. Total jarak yang ditempuh untuk mengambil bahan baku berdasarkan kriteria characteristic sebesar 76,965 meter.                          

4.2 Saran

Saran Sebaiknya Repoeblik Telo memilih alternatif layout berdasarkan kriteria characteristic karena memiliki total jarak pengambilan bahan terpendek, yaitu sebesar 76,965 meter dan dapat mengurangi kemungkinan terjadinya kerusakan bahan-bahan yang disimpan.
Untuk penelitian selanjutnya diharapkan ada tambahan untuk parameter pemilihan alternatif layout seperti perhitungan mengenai efisiensi luas gudang atau perhitungan ongkos material handling. Perhitungan efisiensi luas gudang bertujuan untuk mengetahui seberapa besar luasan yang digunakan untuk area penyimpanan seluruh bahan yang ada di gudang Repoeblik Telo. Perhitungan ongkos material handling bertujuan untuk mengetahui seberapa besar ongkos penanganan bahan yang harus dikeluarkan setiap alternatif layout. Semakin kecil ongkos material handling maka semakin bagus alternatif Iayout tersebut.

DAFTAR PUSTAKA


Brotodjojo,L. W. 2007. Semua Serba Ubi Jalar. Penerbit Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Hadiguna, R. A. dan Heri,S. 2008. Tata Letak Pabrik. Penerbit Andi. Yogyakarta.
Hadiguna, R. A. dan Heri,S. 2008. Tata Letak Pabrik. Penerbit Andi. Yogyakarta.
 Ira Suhartina, Panji DeorantO, Ika Atsari Dewi. 2012.  Desain Layout Gudang Bahan Baku Berdasarkan  Faktor Komoditi Bahan Baku (Studi Kasus Di Repoeblik Telo, Lawang, Pasuruan).  Jurusan Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya. Malang.
Linawati, C. 2006. Perancangan Tata Letak Penyimpanan Produk dan Komponen Berdasarkan Faktor Komoditi Produk dan Komponen di PT X. Skripsi. Teknik Industri. Universitas Kristen Petra. Surabaya.
Murtadlo, T. A. 2008. Aneka Roti Tanpa Telur. Penerbit Kawan Pustaka. Jakarta.
Sriyanto, Bambang, P. dan Dessy, T. A. 2009. Redesain Layout dan Prosedur Untuk Reduksi Waktu Setup Gudang Komponen. IV (2):  158- 168.

 

1 komentar:

  1. Sega Genesis VHS VHS VHS VHS VHS VHS VHS VHS VHS VHS VHS
    VHS VHS VHS VHS VHS VHS VHS VHS VHS VHS VHS VHS VHS VHS VHS VHS VHS VHS VHS VHS VHS VHS VHS VHS VHS VHS youtube downloader VHS VHS VHS VHS VHS VHS VHS VHS VHS

    BalasHapus