Jumat, 20 Desember 2013

Laporan Pengemasan Mengenai Plastik


Jadi sarjana harus mengabdi bukan yg laen :)









 I PENDAHULUAN 

 1.1     Dasar Teori
       Plastik merupakan senyawa polimer tinggi yang dicetak dalam lembaran-lembaran dan mempunyai ketebalan yang berbeda-beda. Plastik dibuat dari resin baik alami atau sintetik yang tersusun dari banyak monomer, yaitu rantai paling pendek, sehingga terbentuk suatu polimer. Plastik dapat diklasifikasikan menjadi 2 jenis berdasarkan struktur kimianya, yaitu liniar bila monomer membentuk rantai polimer yang lurus, dan jaringan tiga dimensi bila monomer berbentuk 3dimensi akibat polimerisasi berantai.Berdasarkan struktur kimianya, maka polimer dari plasik dibedakan atas :   
              
  1.  Linier, bila monomer membentuk rantai polimer yang lurus, dan akan terbentuk plastik thermoplastik
     yang mempunyai sifat meleleh pada suhu tertentu, melekat mengikuti perubahan suhu dan sifatnya yang
    dapat balik (reversible) yaitu dapat kembali mengeras bila didinginkan.


 2.  Jaringan tiga dimensi, bila monomer berbentuk  tiga dimensi akibat polimerisasi berantai, akan
     terbentuk plastik termoseting yang bersifat tidak dapat mengikuti perubahan suhu dan irreversibel.
     Bila plastik termoseting yang mengeras dipanaskan maka bahan tidak dapat lunak kembali, tetapi akan
     membentuk arang dan terurai.  Jenis plastik ini sering digunakan sebagai tutup ketel seperti jenis-jenis        melamin (Julianti dan Mimi, 2006). Adapun beberapa jenis kemasan plastik yang sering digunakan
     antara lain :  
       
  1. Polyethylen 
      Merupakan  film  yang  lunak,  transparan  dan  fleksibel,  mempunyai kekuatan  benturan  serta  
      kekuatan  sobek  yang  baik. polietilen  mempunyai ketebalan  0.001 sampai 0.01  inchi,  yang  
      banyak  digunakan  sebagai  pengemas makanan      
   
  2. Low Density Polyethylen (LDPE)
       Sifat mekanis jenis plastik LDPE adalah kuat,agak tembus cahaya, fleksibel dan permukaan agak 
       berlemak.sedangkan plastik  HDPE mempunyai sifat lebih kaku,keras, kurang tembus cahaya dan
       kurang terasa berlemak.  
   3. High Density Polyethylen (HDPE). 
       Pada  polietilen  jenis  low  density  terdapat  sedikit  cabang  pada  rantai  antara molekulnya  
       yang   menyebabkan  plastik  ini  memiliki  densitas  yang  rendah,          

   4. Polypropilena 
        Polipropilen sangat mirip  dengan polietilen dan sifat-sifat penggunaannya juga  
       serupa.Polipropilen lebih kuat  dan  ringan  dengan daya tembus uap yang rendah,  
        ketahanan yang baik terhadap  lemak,stabil  terhadap suhu tinggi dan cukup mengkilap. 

    5. Polivinil Klorida (PVC), PVC mempunyai  sifat  kaku,  keras,  namun  jernih  dan  lengkap,sangat
       sukar  ditembus air  dan  permeabilitas  gasnya  rendah.      

   6.Vinilidin Khlorida (VC),Mengandung  dua  atom  klorin,  merupakan  bahan  padat  yang  keras,  
      bersifat tidak  larut  dalam  sebagian  besar  pelarut  dan  daya  serap  airnya  sangat  rendah.

   7.Politetrafluoroetilen (PTFE), 
     Bersifat sangat inert terhadap reaksi-reaksi kimia. Polimer ini bersifat halus,berlemak  dan  umumnya
     berwarna  abu-abu.  Koefisien  gesekannya  sangat  rendah sehingga menghasilkan permukaan yang
     tidak mudah lengket 8.Polistiren (PS),Bersifat  sangat  amorphous  dan  tembus  cahaya,  mempunyai
     indeks  refraksi tinggi,  sukar  ditembus  oleh  gas  kecuali  uap  air.


1.2  Tujuan
1.      Mahasiswa mampu mengidentifikasi berbagai macam jenis kemasan plastik
2.      Mahasiswa mampu melakukan pengujian ketahanan kemasan plastik terhadap ketahana bahan – bahan kimia


II. TINJAUAN PUSTAKA


SANG PENGINSPIRASI :)
       PVC mengandung DEHA yang dapat bereaksi dengan makanan yang dikemas dengan plastik berbahan PVC, saat bersentuhan langsung dengan makanan tersebut. Karena DEHA bisa lumer pada suhu 150 derajat celsius. Reaksi yang terjadi antara PVC dengan makanan yang dikemas dengan plastik ini berpotensi berbahaya untuk ginjal, hati dan berat badan. Sebaiknya kita mencari alternatif pembungkus makanan lain yang tidak mengandung bahan pelembut seperti plastik yang terbuat dari polietilena, seperti daun pisang yang lebih alami (Sopyanhadi, 2008).
       Plastik juga dapat mengurangi kecenderungan bahan pangan kehilangan sejumlah air dan lemak. Plastik polirtrlin dibuat dengan proses polimerisasi adisi dari gas etilen yang diperoleh dari hasil samping industri arang dan minyak. Polietelin merupakan jenis plastik yang paling banyak digunakan dalam industri karena sifat-sifatnya yang mudah dibentuk, tahan terhadap berbagai bahan kimia, penampakannya jernih, dan mudah digunakan sebagai laminasi (Dewandari, 2009).
       Dari segi promosi kemasan berfungsi sebagai perangsang atau daya tarik pembeli. Bahan kemasan yang umum untuk pengemasan produk hasil pertanian untuk tujuan pengangkutan atau distribusi adalah kayu, serat goni, plastik, kertas dan gelombang karton (Mimi  Nurminah. 2002).
            Penggunaan plastik sebagai pengemas pangan terutama karena keunggulannya dalam hal bentuknya yang fleksibel sehingga mudah mengikuti bentuk pangan yang dikemas, berbobot ringan, tidak mudah pecah, bersifat transparan/tembus pandang, mudah diberi label aneka warna,dapat diproduksi secara massal,harga relatif murah dan beragai jenis pilihan bahan dasar plastik(Anonymous, 2012)
            Salah satu bahan plastik yang umum digunakan adalah polipropilen (PP). Monomer-monomer penyusun rantai polipropilen adalah propilena yang diperoleh dari pemumian minyak bumi. Propilena, merupakan senyawa vinil yang memiliki struktur : CH2=CH-CH3(Suyitno. 1990).






III. METODE PERCOBAAN

3.1 Bahan
-          Berbagai jenis plastik
-          Minyak goreng
-          Larutan sabun
-          NaOH
-          Asam sitrat
-          Alkohol
3.2 Alat
-          Test Tube
-          Gunting
-          Timbangan
-          Kertas Isap
3.3 Prosedur Percobaan
1. Sifat – sifat kimia dan bekstraksi bahan pengemas
a.       Mengunting bahan – bahan pengemas fleksibel (plastik) sebanyak 12 buah dengan ukuran 1x6 cm2
b.      Menimbang bahan bahan pengemas
c.       Menuangkan masing – masing pelarut (NaOH, Larutan sabun, minyak goring, asam sitrat) ke dalam test tube (secara terpisah).
d.      Memasukkan bahan – bahan pengemas kedalam test tube yang telah di isi pelarut kemudian di rendam selama 24 jam.
e.       Mengangkat bahan yang direndam kemudian dicuci dengan air (untuk yang menggunakan pelarut NaOH, Asam sitrat dan larutan sabun) sedangkan untuk yang menggunakan pelarut minyak goreng, bahan dibersihkan dengan kertas kemudian dicelupkan dengan alcohol.
f.       Mengeringkan semua contoh kemudian dilakukuan penimbangan




VI. DAFTAR PUSTAKA


            Anonymous.2012. (http://id.wikipedia.org/wiki/pengemas plastik,November 2012).
            Dewandari, K T. 2009. Pembekuan Cepat Puree mangga Arumanis dan  
                     Karakteristiknya Selama Penyimpanan.Jurnal Pascapanen 6(1) 2009: 27- 33.
            Nurminah,mimi.2002.Sifat Kemasan Plastik dan Kertas,Serta Pengaruh Terhadap   
                     Makanan.Fakultas Pertanian.Universitas Sumatra Utara
            Sopyanhadi.2008. Peranan Kemasan Plastik Terhadap Produk.Jurnal Nirmana Vol. 2,  
                     No. 1, Januari 2008: 92 – 103.
            Suyitno. 1990. Bahan-bahan Pengemas. PAU. UGM. Yogyakarta

Suwun,atas kunjungane yo rex :)















Tidak ada komentar:

Posting Komentar