Sabtu, 20 Desember 2014

LAPORAN PENGEMASAN ( MIGRASI PLASTIK )



I.PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Plastik merupakan material yang baru secara luas dikembangkan dan digunakan sejak abad ke-20 .Plastik salah satu bahan yang paling umum kita lihat dan gunakan. Bahan plastik secara bertahap mulai menggantikan gelas, kayu dan logam. Hal ini disebabkan bahan plastik mempunyai beberapa keunggulan, yaitu : ringan, kuat dan mudah dibentuk, anti karat dan tahan terhadap bahan kimia, mempunyai sifat isolasi listrik yang tinggi, dapat dibuat berwarna maupun transparan dan biaya proses yang lebih murah. Namun begitu daya guna plastik juga terbatas karena kekuatannya yang rendah, tidak tahan panas mudah rusak pada suhu yang rendah. Keanekaragaman jenis plastik memberikan banyak pilihan dalam penggunaannya dan cara pembuatannya.
Penggunaan plastik sudah semakin populer, termasuk sebagai wadah atau kemasan untuk pangan yang akan dipanaskan bersama-sama kemasannya. Perubahan cara (kebiasaan) masak masyarakat saat ini.menyebabkan berkembangnya berbagai jenis produk yang dimasak (dipanaskan) bersama-sama dengan kemasannya di dalam oven microwave. Seiring dengan perkembangan kebiasaan baru tersebut, berkembang pula berbagai jenis kemasan untuk tujuan pemasakan langsung dalam oven microwave, termasuk yang terbuat dari bahan plastik. Telah diketahui bahwa plastik bukanlah material yang bersifat inert dan residu monomer serta aditif lain yang digunakan dalam pembuatan suatu polimer plastik bisa bermigrasi ke dalam pangan yang dikemas. Dekomposisi dan migrasi komponen plastik dapat berlangsung cepat dengan meningkatnya suhu.
Meskipun istilah plastik dan polimer seringkali dipakai secara sinonim, namun tidak berarti semua polimer adalah plastik. Plastik merupakan polimer yang dapat dicetak menjadi berbagai bentuk yang berbeda. Umumnya setelah suatu polimer plastik terbentuk, polimer tersebut dipanaskan secukupnya hingga menjadi cair dan dapat dituangkan ke dalam cetakan. Setelah penuangan, plastik akan mengeras jika plastik dibiarkan mendingin.

1.2 TUJUAN
a.       Untuk mengetahui plastik besrta jenis-jenisnya.
b.      Untuk mengetahui migrasi dan dampak migrasi.
c.       Untuk mengetahui tata cara pemilihan jenis plastik yang aman.

II.TINJAUAN PUSTAKA

            Plastik adalah polimer rantai-panjang dari atom yang mengikat satu sama lain.
Rantai ini membentuk banyak unit molekul berulang, atau "monomer". Istilah plastik
mencakup produk polimerisasi sintetik atau semi-sintetik, namun ada beberapa
polimer alami yang termasuk plastik. Plastik terbentuk dari kondensasi organik atau
penambahan polimer dan bisa juga terdiri dari zat lain untuk meningkatkan performa
atau ekonomi (Azizah, 2013).
            Ratusan juta ton plastik yang digunakan di bumi ini, maka ratusan juta ton
juga sampah plastik yang dihasilkan dan menjadi polutan utama dunia. Karena bahan
dasar plastik adalah phthalate ester, di(ethylhexyl) phthalate (DEHP) yang bersifat
stabil, sukar diuraikan oleh mikroorganisme sehingga kita terus-menerus memerlukan
area untuk pembuangan sampah. Pada makanan yang dikemas dalam bungkus plastik,
adanya migrasi zat-zat monomer dari bahan plastik ke dalam makanan, terutama jika
makanan tersebut tak cocok dengan kemasan atau wadah penyimpannya yang tidak
mungkin dapat dicegah 100% (terutama jika plastik yang digunakan tak cocok
dengan jenis makanannya). Migrasi monomer terjadi karena dipengaruhi oleh suhu
makanan atau penyimpanan dan (Koswara S, 2006)
            Seiring dengan meningkatnya kesadaran untuk pelestarian lingkungan,
kebutuhan bahan plastik biodegradabel mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.
Pada tahun 2010, diproyeksikan produksi plastik biodegradabel akan mencapai
1.200.000 ton atau menjadi 1/ 10 dari total produksi bahan plastik. Industri plastik
biodegradabel akan berkembang menjadi industri besar di masa yang akan datang
(Pranamuda H, 1993)
Sampah plastik yang berada dalam tanah yang tidak dapat diuraikan oleh
mikroorganisme menyebabkan mineral-mineral dalam tanah baik organik maupun
anorganik semakin berkurang, hal ini menyebabkan jarangnya fauna tanah, seperti
cacing dan mikorganisme tanah, yang hidup pada area tanah tersebut, dikarenakan
sulitnya untuk memperoleh makanan dan berlindung. Selain itu kadar O2 dalam tanah
semakin sedikit, sehingga fauna tanah sulit untuk bernafas dan akhirnya mati. Ini
berdampak langsung pada tumbuhan yang hidup pada area tersebut. Tumbuhan
membutuhkan mikroorganisme tanah sebagai perantara dalam kelangsungan
hidupnya (Ahmann D dan Dorgan J R, 2007).
III.PEMBAHASAN

3.1 Pengertian Plastik
            Plastik adalah suatu polimer yang mempunyai sifat-sifat unik dan luar biasa.
Plastik adalah polimer rantai-panjang dari atom yang mengikat satu sama lain. Polimer adalah suatu bahan yang terdiri dari unit molekul yang disebut monomer. Rantai ini membentuk banyak unit molekul berulang, atau "monomer". Istilah plastik
mencakup produk polimerisasi sintetik atau semi-sintetik, namun ada beberapa
polimer alami yang termasuk plastik.


3.2 Jenis-Jenis Plastik
Beberapa contoh plastik yang banyak digunakan antara lain polietilen, poli(vinil klorida), polipropilen, polistiren, poli(metil pentena), poli (tetrafluoroetilen) atau teflon.
1. Polietilen
Poli etilen adalah bahan termoplastik yang kuat dan dapat dibuat dari yang lunak sampai yang kaku. Ada dua jenis polietilen yaitu polietilen densitas rendah (low-density polyethylene / LDPE) dan polietilen densitas tinggi (high-density polyethylene / HDPE). Polietilen densitas rendah relatif lemas dan kuat, digunakan antara lain untuk pembuatan kantong kemas, tas, botol, industri bangunan, dan lain-lain.
Polietilen densitas tinggi sifatnya lebih keras, kurang transparan dan tahan panas sampai suhu 1000C. Campuran polietilen densitas rendah dan polietilen densitas tinggi dapat digunakan sebagai bahan pengganti karat, mainan anak-anak, dan lain-lain.
2. Polipropilen
Polipropilen mempunyai sifat sangat kaku; berat jenis rendah; tahan terhadap bahan kimia, asam, basa, tahan terhadap panas, dan tidak mudah retak. Plastik polipropilen digunakan untuk membuat alat-alat rumah sakit, komponen mesin cuci, komponen mobil, pembungkus tekstil, botol, permadani, tali plastik, serta bahan pembuat karung.
3. Polistirena
Polistiren adalah jenis plastik termoplast yang termurah dan paling berguna serta bersifat jernih, keras, halus, mengkilap, dapat diperoleh dalam berbagai warna, dan secara kimia tidak reaktif. Busa polistirena digunakan untuk membuat gelas dan kotak tempat makanan, polistirena juga digunakan untuk peralatan medis, mainan, alat olah raga, sikat gigi, dan lainnya.

4. Polivinil klorida (PVC)
Plastik jenis ini mempunyai sifat keras, kuat, tahan terhadap bahan kimia, dan dapat diperoleh dalam berbagai warna. Jenis plastik ini dapat dibuat dari yang keras sampai yang kaku keras. Banyak barang yang dahulu dapat dibuat dari karet sekarang dibuat dari PVC. Penggunaan PVC terutama untuk membuat jas hujan, kantong kemas, isolator kabel listrik, ubin lantai, piringan hitam, fiber, kulit imitasi untuk dompet, dan pembalut kabel.
5. Potetrafluoroetilena (teflon)
Teflon memiliki daya tahan kimia dan daya tahan panas yang tinggi (sampai 2600C) Keistimewaan teflon adalah sifatnya yang licin dan bahan lain tidak melekat padanya. Penggorengan yang dilapisi teflon dapat dipakai untuk menggoreng telur tanpa minyak.
6. Polimetil pentena (PMP)
Plastik poli metil pentena adalah plastik yang ringan dan melebur pada suhu 2400C. Barang yang dibuat dari PMP bentuknya tidak berubah bila dipanaskan sampai 2000C dan daya tahannya terhadap benturan lebih tinggi dari barang yang dibuat dari polistiren.
Bahan ini tahan terhadap zat-zat kimia yang korosif dan tahan terhadap pelarut organik, kecuali pelarut organik yang mengandung klor, misalnya kloroform dan karbon tetraklorida. PMP cocok untuk membuat alat­alat laboratorium dan kedokteran yang tahan panas dan tekanan, tanpa mengalami perubahan, Barang-barang dari bahan ini tahan lama.


3.3 Migrasi Dan Dampaknya Terhadap Pangan
Migrasi merupakan perpindahan bahan kimia baik itu polimer, monomer, ataupun katalisator kemasan (contoh formalin dari kemasan/wadah melamin) kedalam pangan. Migrasi bahan kimia tersebut memberikan dampak berupa penurunan kualitas pangan dan keamanan pangan, juga menimbulkan efek terhadap kesehatan. Jumlah senyawa termigrasi pada umumnya tidak diketahui secara pasti, tetapi dapat berpengaruh fatal terutama pada jangka panjang (bersifat kumulatif dan karsinogenik). Faktor yang mempengaruhi migrasi adalah jenis serta konsentrasi bahan kimia yang terkandung, sifat dan komposisi pangan, suhu dan lama kontak serta kualitas bahan kemasan (jika bahan bersifat inert atau tidak mudah bereaksi maka potensi migrasinya kecil dan demikian pula sebaliknya)
3.4 Kriteria Dalam Pemilihan Kemasan
Sejumlah kriteria yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan kemasan pangan antara lain adalah: Sifat bahan kimia pangan serta stabilitasnya dalam hal komposisi kimia, biokimia, mikrobiologi, kemungkinan reaksi dan kecepatan reaksi terhadap bahan kemasan, pengaruhnya dengan suhu dan waktu. Sifat bahan kimia pengemas, kompatibilitasnya harus dinilai secara seksama. Apakah bahan kimia tersebut mudah termigrasi, misalnya pangan dengan kadar lemak tinggi atau pangan bersuhu tinggi, tidak boleh dikemas dengan plastik yang dapat berpeluang melepaskan monomer yang bersifat karsinogenik kedalam pangan, serta evaluasi terhadap pengaruh suhu dan waktu kontak terhadap komposisi yang dikandung pengemas. Evaluasi terhadap faktor lingkungan ini diperlukan karena mengingat migrasi bahan toksik sangat dipengaruhi suhu, lama kontak dan jenis senyawa toksik dalam kemasan. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pengemasan adalah :
a. Sesuai derajat asam basanya (pH)
Pangan memiliki kadar asam basa yang beragam. Ada pangan yang bersifat asam, netral dan ada pula yang basa. Pangan yang bersifat asam sebaiknya tidak dikemas dalam kemasan yang terbuat dari logam. Sedangkan pangan yang bersifat netral lebih banyak memiliki kecocokan dengan banyak jenis bahan pengemas.
b. Suhu saat pengemasan dan penyimpanan.
Pengemasan pangan ada yang dilakukan pada saat pangan bersuhu tinggi (diatas 60oC), suhu kamar, ataupun suhu rendah. Pengemasan pangan pada suhu tinggi, ataupun penyimpanan pangan terkemas pada suhu tinggi dapat meningkatkan migrasi bahan kimia toksik, misalnya formaldehid dari kemasan melamin dapat bermigrasi kedalam pangan pada suhu tinggi.
c. Kandungan bahan kimia dominan
Bahan kimia yang dominan dalam pangan dapat berupa protein, lemak/minyak, garam dan sebagainya. Pemilihan kemasan sebaiknya disesuaikan dengan kandungan bahan kimia pada pangan. Sebaiknya kemasan yang dipilih adalah yang tidak bereaksi dengan bahan kimia pada pangan. Sebagai contoh: Pangan berkadar garam tinggi, akan dapat mendegradasi kemasan logam.





3.5 Tips Memilih Kemasan Yang Aman
           
a)      Utamakan menggunakan kemasan yang terbuat dari kaca/gelas atau keramik.
b)      Jika menggunakan kemasan plastik, pilih yang mencantumkan kode daur ulang.
c)      Pilih kemasan yang mencantumkan tulisan aman (food safe/for food use/food grade) untuk makanan atau logo gelas dan garpu
d)     Pilih kemasan yang warnanya tidak mencolok.
e)       Ikuti petunjuk pemakaian yang disarankan oleh produsennya.
f)       Pilih kemasan yang mencantumkan identitas produsen.
g)      Tidak terkecoh dengan harga yang murah, utamakan menggunakan kemasan pangan yang terbuat dari kaca dan keramik, termasuk tembikar/gerabah.
h)       Jangan sekali-kali menggunakan kantong plastik kresek berwarna hitam untuk mewadahi langsung makanan siap santap.
i)         Sebaiknya mengurangi penggunaan kemasan pangan yang terbuat dari plastik PVC untuk makanan berminyak/berlemak atau mengandung alkahol terlebih dalam keadaan panas.
j)         Jangan menggunakan kemasan pangan plastik dalam microwave kecuali atas anjuran produsen. (jenis plastik polipropilen/PP cocok digunakan untuk microwave).
k)      Jangan menggunakan kemasan pangan yang rusak atau berubah bentuk untuk mewadahi makanan berminyak/berlemak apalagi dalam keadaan panas.
l)        Hindari penggunaan plastik untuk membuat/merebus makanan seperti ketupat.
m)    Jangan merebus botol susu untuk sterilisasi, sebaiknya direndam saja dalam air mendidih.
n)      Jangan membakar plastik terutama PVC karena berpotensi melepaskan dioksin yang berbahaya bagi kesehatan dan lingkungan.









IV.PENUTUP

4.1 Kesimpulan

a.       Plastik merupakan polimer rantai panjang dari atom yang mengikat satu sama lain. Jenis-jenis plastik yaitu :Polietilen, Polipropilen, Polistirena, Polivinil klorida (PVC), Potetrafluoroetilena (teflon) dan Polimetil pentena (PMP).

b.      Migrasi adalah perpindahan bahan kimia baik itu polimer, monomer, ataupun katalisator kemasan (contoh formalin dari kemasan/wadah melamin) kedalam pangan. Migrasi bahan kimia tersebut memberikan dampak berupa penurunan kualitas pangan dan keamanan pangan, juga menimbulkan efek terhadap kesehatan.

c.        Memilih kemasan Sebaiknya mengurangi penggunaan kemasan pangan yang terbuat dari plastik PVC untuk makanan berminyak/berlemak atau mengandung alkahol terlebih dalam keadaan panas.






Daftar Pustaka

Ahmann D dan Dorgan J R. 2007.plastik. Departemen Pertanian. Badan Litbang Pertanian.

Azizah.2013.[online]. plastik. http://id.wikipedia.org/wiki/Plastik .
            [Di akes pada tanggal 21 september 2013].

Koswara S. 2006 .material plastik. Prosiding Forum komunikasi
Ilmiah Komoditas. Bogor, 5-6 Maret 1996. Hal. 63-68.

            Pranamuda H.1993. Kegunaan Plastik. Jurnal Penelitian & Pengembangan
Pertanian. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Vol. XIII, Nomor 3.




























Tidak ada komentar:

Posting Komentar