I
PENDAHULUAN
1.1 Dasar
Teori
Pengemasan
vakum didasarkan pada prinsip pengeluaran udara dari kemasan sehingga tidak ada
udara dalam kemasan yang dapat menyebabkan produk yang dikemas menjadi rusak.
Mekanismenya kemasan yang telah berisi bahan dikosongkan udaranya, ditutup dan
direkatkan. Dengan ketiadaan udara dalam kemasan, maka kerusakan akibat
oksidasi dapat dihilangkan sehingga kesegaran produk yang dikemas akan lebih
bertahan 3 – 5 kali lebih lama dari pada produk yang dikemas dengan pengemasan
nonvakum.
Pengemasan bertekanan digunakan untuk mengemas bahan pangan dengan prinsip memberi tekanan pada kemasan hingga kemasan tersebut menggembung. Sebelum dilakukan pengemasan, dilakukan penambahan gas nitrogen yang berguna untuk melindungi bahan agar tidak rusak ketika diberi tekanan.
Pengemasan bertekanan digunakan untuk mengemas bahan pangan dengan prinsip memberi tekanan pada kemasan hingga kemasan tersebut menggembung. Sebelum dilakukan pengemasan, dilakukan penambahan gas nitrogen yang berguna untuk melindungi bahan agar tidak rusak ketika diberi tekanan.
Dalam pengemasan
juga diperlukan peralatan mesin pengemasan yang tujuannya untuk mempermudah
seseorang dalam melakukan proses pengemasan bahan pangan,sehingga menghasilkan
produk yang siap dipasarkan.Diantaranya macam-macam mesin yang sering di pakai
dalam proses pengemasan besrta penjelasanya :
Mesin “Hand Sealer” adalah mesin pengemas yang digunakan untuk mengemas berbagai kemasan plastik. Misalnya untuk mengemas keripik, makanan ringan, bawang goreng, dll. Pengoperasian mesin hand impulse sealer dilakukan menggunakan tangan secara manual dan sangat mudah.
Mesin “Vacuum Sealer” adalah mesin yang digunakan untuk menghampakan udara, di mana udara yang dihampakan akan menyebabkan proses dioksidasi, perkembangan oksigen akan ditekan sedemikan rupa sehingga bakteri akan berkembang biak lebih lama dibandingkan dengan proses oksidasi alami. Bila makanan akan mulai membusuk 4 hari maka dengan menggunakan mesin ini, makanan yang di vacuum akan lebih awet sekitar 15-20 hari.
Mesin Pengemas “Cup Sealer” adalah mesin penutup gelas plastik dengan menggunakan sistem pemanas. Selain itu membuat minuman tidak mudah tumpah karena tutup lid plastiknya yang rapat, minuman yang dikemas tertutup juga akan terlihat lebih higienis.
Mesin “Penutup Botol” adalah alat yang digunakan untuk mempermudah proses penutupan botol. Mesin ini dapat digunakan untuk menutup berbagai macam jenis botol diantaranya botol plastik, botol beling, dengan berbagai macam jenis penutup seperti penutup berbahan plastik, seng, kawat dan ulir.
1.2 Tujuan
1. Mahasiswa
mengenal berbagai alat yang digunakan untuk pengujian kemasan
2. Mahasiswa
mampu mengoperasikan alat yang digunakan dalam kemasan
II
TINJAUAN PUSTAKA
Kemasan adalah salah satu bidang
dalam Desain Komunikasi Visual yang mempunyai banyak tuntutan khusus karena
fungsinya yang langsung berhadapan dengan konsumen, antara lain tuntutan
teknis, kreatif, komunikatif dan pemasaran yang harus diwujudkan ke dalam
bahasa visual. Sebagai seorang desainer komunikasi visual, hal ini merupakan
suatu tantangan karena selain dituntut untuk dapat menyajikan sebuah (desain)
kemasan yang estetis, kita juga dituntut untuk memaksimalkan daya tarik kemasan
untuk dapat menang dalam pertarungan untuk menghadapi produk-produk pesaing.
Tantangan yang lain adalah klien tidak hanya mengharapkan peningkatan penjualan
tetapi juga agar konsumennya tetap setia menggunakan produknya (Cenadi, 2000).
Kemajuan dalam pengolahan makanan
dan kemasan makanan memainkan peran primer dalam menjaga suplay makanan AS
teraman didunia. Hanya menyatakan, kemasan mempertahankan manfaat pengolahan
makanan setelah proses selesai, memungkinkan makanan untuk dibawa bepergian
dengan aman untuk jarak jauhdari titikasal mereka dan masih sehat pada saat
konsumsi.Namun,teknologi kemasan harus menyeimbangkan perlindungan makanan
denganisu-isu lain, termasukbiaya energidan material, meningkatkan kesadaran
sosial dan lingkungan dan peraturan ketat pada polusi dan pembuangan limbah
padat perkotaan (Marsh, 2007).
Pengalengan makanan merupakan suatu
cara pengawetan bahan pangan yang dikemas secara hermetis yang kemudian
disterilkan. Metode pengawetan tersebut ditemukan oleh Nicolas Appert, seorang
ilmuwan Perancis. Di dalam pengalengan makanan, bahan pangan dikemas secara
hermetis dalam suatu wadah, baik kaleng, gelas, atau alumunium. Pengemasan
secara hermetis dapat diartikan bahwa penutupannya sangat rapat, sehingga tidak
dpat ditembus oleh udara, air, kerusakan akibat oksidasi, ataupun perubahan
cita rasa (Adawyah, 2007).
Cup sealer adalah alat untuk mengemas
produk dalam cup plastik dengan tutup plastik yang berasal dari jenis plastik
pp. mekanisme kerja dari cup sealer adalah memanaskan cup dan plastik penutup
sehingga antara cup dan plastik penutup merekat. Suhu yang digunakan dalam
pemanasan cup sealer adalah 175 C (Anonymous, 2008).
Pengemasan merupakan salah satu cara
memberiakn kondisi yang tepat bagi pangan untuk mempertahankan mutunya dalam
jangka waktu yang diinginkan. Fungsi utama pengemasan, antara lain menjaga
produk pangan akibat kontaminasi, melindungi pangan terhadap kerusakan fisik,
dan menghambat kerusakan mutu. Penggunaan plastik sebagai pengemas untuk
melindungai produk terhadap cahaya, udara atau oksigen, perpindahan panas,
kontaminasi, dan kontak dengan bahan-bahan kimia.Polietelin merupakan jenis
plastik yang paling banyak digunakan dalam industri karena sifat-sifatnya yang
mudah dibentuk, tahan terhadap berbagai bahan kimia, penampakannya jernih, dan
mudah digunakan sebagai laminasi (Dewandari, 2009).
.
VI DAFTAR PUSTAKA
Adawyah, Rabiatul. 2007. Pengolahan dan Pengawetan Ikan. Bumi Aksara. Jakarta.
Anonymous.2008.http://www.mesinpengemas.com/Mesin_Pengemas_Vakum_Mesin_Vacuum_sealer_Mesin_Kemasan_Vakum.html.
Cenadi, Christine Suharto. 2000. Peranan Desain Kemasan dalam Dunia Pemasaran.Jurnal
Nirmana Vol. 2, No. 1, Januari 2000: 92 – 103.
Dewandari, Kun Tanti. 2010. Studi Penerapan Haccp pada Pengolahan Sari Buah Jeruk Siam.Jurnal
Standardisasi Vol. 12, No. 1 Tahun 2010: 43 – 49.
Marsh, Kenneth. 2007. Food Packaging Roles, Materials, and Environmental Issues. Journal
of Food Science Vol. 72, No. 03.
![]() |
Add caption |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar